
Pemerintah Tegas Jaga Hutan Seblat dan Habitat Gajah Liar
koranindonesia.id – Pemerintah menegaskan komitmen kuat untuk menjaga dan melestarikan hutan, termasuk kawasan penting yang menjadi habitat Gajah Sumatera di Bentang Alam Seblat, Bengkulu. Wakil Menteri Kehutanan, Rohmat Marzuki, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memberi toleransi terhadap pelaku perusakan hutan.
Baca Juga: Rusia Tanggapi Rencana Uji Coba Nuklir Donald Trump“
Rohmat menyampaikan hal itu setelah meninjau kondisi terkini koridor gajah Seblat dari udara menggunakan helikopter, Selasa (4/11/2025). Ia memimpin pemantauan untuk melihat secara langsung area hutan yang masih utuh, sebaran lahan yang dirambah, serta jalur akses ilegal di wilayah tersebut.
“Koridor Seblat adalah rumah bagi Gajah Sumatera. Negara tidak akan membiarkan kawasan ini rusak karena aktivitas ilegal. Ini bukan hanya soal gajah, tetapi juga tentang keberlanjutan ekosistem dan masa depan manusia,” tegas Rohmat.
Rohmat menjelaskan bahwa langkah pengamanan kawasan hutan menjadi bagian dari arahan Presiden Prabowo untuk memperkuat penegakan hukum lingkungan. Pemerintah ingin memastikan seluruh kawasan hutan terlindungi dari perambahan dan pembukaan lahan tanpa izin.
“Sejak Januari 2025, Kementerian Kehutanan sudah melaksanakan 44 operasi pengamanan hutan. Sebanyak 21 kasus di antaranya telah mencapai tahap P21,” ujar Rohmat. Ia menilai hasil ini menunjukkan peningkatan efektivitas pengawasan dan tindakan tegas terhadap pelanggaran lingkungan.
Sebelumnya, Kementerian Kehutanan melalui Balai Penegakan Hukum Kehutanan Sumatera melakukan operasi gabungan di kawasan Hutan Produksi Air Rami, Kecamatan Air Rami, Kabupaten Mukomuko. Operasi ini melibatkan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Dinas LHK Bengkulu, KPH Bengkulu Utara, dan BKSDA Bengkulu.
Sebanyak 18 personel gabungan turun langsung ke lapangan untuk memeriksa dugaan aktivitas perambahan di Bentang Alam Seblat. Tim melakukan patroli intensif untuk menelusuri jalur akses ilegal yang digunakan para pelaku pembukaan lahan.
Hasil pemetaan awal menunjukkan adanya lima titik pembukaan hutan baru. Lokasi tersebut meliputi kawasan Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas, dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Tim lapangan juga menemukan bukaan lahan baru seluas 3–4 hektare di wilayah Resort TNKS.
Pemeriksaan menunjukkan bahwa pembukaan lahan itu kemungkinan terjadi pada September 2025. Aktivitas ini mengindikasikan meningkatnya ancaman perambahan di kawasan Bentang Alam Seblat dalam beberapa bulan terakhir.
“Temuan ini menjadi peringatan serius bagi semua pihak. Kita harus memperkuat pengawasan agar tidak ada lagi perusakan hutan,” ujar Rohmat. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antarinstansi dan dukungan masyarakat dalam menjaga kelestarian alam.
Bentang Alam Seblat menjadi jalur alami migrasi Gajah Sumatera. Kawasan ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlangsungan satwa liar. Karena itu, pemerintah berkomitmen menjaga kelestariannya melalui operasi rutin dan penegakan hukum yang konsisten.
“Melindungi gajah berarti melindungi hutan. Melindungi hutan berarti menjaga kehidupan manusia,” kata Rohmat menutup pernyataannya.
Pemerintah terus meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap perusakan hutan di Bentang Alam Seblat. Langkah ini menunjukkan keseriusan negara dalam melindungi Gajah Sumatera serta memastikan keberlanjutan lingkungan hidup di Bengkulu dan sekitarnya.
Baca Juga: Rusia Tanggapi Rencana Uji Coba Nuklir Donald Trump“