Israel Setujui Perluasan Serangan untuk Kuasai Gaza
koranindonesia.id – Kabinet keamanan Israel menyetujui perluasan serangan darat di Gaza. Militer Israel mengerahkan puluhan ribu tentara cadangan untuk operasi tersebut. Tujuannya adalah merebut wilayah Gaza dan menekan Hamas agar membebaskan sisa sandera.
“Baca Juga: Microsoft Tutup Skype, Ajak Pengguna Pindah ke Teams“
Kabinet memutuskan rencana tersebut pada Minggu, 4 Mei 2025. Namun, operasi baru akan diluncurkan usai kunjungan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ke wilayah tersebut minggu depan.
Dalam rapat itu, kabinet juga menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan melalui perusahaan swasta. Skema ini akan menggantikan blokade dua bulan yang menyebabkan kelangkaan pangan. PBB dan lembaga bantuan menolak rencana tersebut karena dianggap melanggar prinsip dasar kemanusiaan.
Media lokal menyebut tahap pertama operasi mencakup perebutan wilayah tambahan dan perluasan zona penyangga di sepanjang perbatasan Gaza. Zona itu akan memberi Israel pengaruh dalam negosiasi dengan Hamas terkait gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Letnan Jenderal Eyal Zamir, Kepala Staf Militer Israel, menyatakan pasukan Israel akan menghancurkan semua infrastruktur Hamas, baik di atas maupun bawah tanah. Ia menegaskan bahwa tekanan militer ditingkatkan demi mengembalikan sandera dan mengalahkan Hamas.
Namun, Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengecam keputusan itu. Mereka menilai pemerintah lebih mementingkan wilayah daripada keselamatan sandera. Lembaga ini menyebut rencana itu bertentangan dengan keinginan mayoritas rakyat Israel.
Sementara itu, Tim Negara Kemanusiaan (HCT) memperingatkan bahwa Israel ingin mengontrol distribusi bantuan sepenuhnya. HCT menolak diminta menyalurkan bantuan lewat pusat-pusat logistik Israel yang dikendalikan militer.
Sejak 2 Maret 2025, Israel menghentikan seluruh pengiriman bantuan ke Gaza. PBB menyatakan bahwa Israel bertanggung jawab menyediakan pasokan bagi 2,1 juta warga Gaza. Israel bersikeras tetap mematuhi hukum internasional.
“Baca Juga: Taiwan Tuntut Ganti Rugi atas Dugaan Sabotase Kabel oleh China“
Serangan militer Israel dimulai sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Saat itu, 1.200 warga Israel tewas dan 251 lainnya disandera. Sejak itu, lebih dari 52.000 warga Gaza dilaporkan tewas menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Banyak pihak menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di wilayah tersebut.