koranindonesia.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyoroti euforia masyarakat dalam menyambut tahun baru. Ia mengingatkan pentingnya merenungkan makna dari perayaan tersebut.
Menurut Haedar, banyak orang merayakan pergantian tahun dengan kegembiraan besar, tetapi penting untuk mempertanyakan, “Untuk apa euforia berlebihan ini?” Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan momen tahun baru sebagai waktu introspeksi dan memperbaiki diri.
Haedar mengutip sabda Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa ada tiga hal yang akan terus menyertai manusia di akhirat. Pertama adalah amal jariyah, yaitu amal kebaikan yang terus memberi manfaat meskipun pelakunya telah tiada. Kedua, anak yang saleh yang selalu mendoakan orang tuanya. Ketiga, ilmu yang bermanfaat bagi orang lain.
”Baca Juga: Arus Balik Tahun Baru 2025, Contraflow Diterapkan di Tol Japek“
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengajak masyarakat untuk menyambut tahun baru dengan kesadaran diri yang mendalam. Ia menekankan pentingnya refleksi atas langkah yang diambil selama tahun lalu dan memperbaiki kesalahan yang pernah terjadi.
“Penyambutan tahun baru sebaiknya diiringi kesadaran diri yang kuat untuk memperbaiki langkah yang salah di masa lalu dan berbuat lebih baik di tahun mendatang,” ungkap Haedar dalam keterangannya, Rabu (1/1).
Haedar menyarankan masyarakat untuk mengganti jejak kesalahan dengan kebajikan ketika memulai awal tahun. Ia menekankan bahwa kegembiraan merayakan pergantian tahun cukup dilakukan secara sederhana, dan lebih baik diisi dengan kegiatan bermakna yang dapat memberikan dampak positif bagi diri sendiri maupun orang lain.
“Jika ada jejak yang tercecer di masa lalu, gantilah dengan jejak kebajikan saat memulai awal tahun baru. Biarkan kegembiraan sekadarnya saja, dan gantikan dengan kebermaknaan,” tambahnya.
”Baca Juga: Inovasi AI: Mesin Cuci untuk Manusia Karya Perusahaan Jepang“
Haedar Nashir, mengajak seluruh warga dan elite bangsa untuk mengawali tahun baru dengan jejak positif, meninggalkan kebiasaan negatif yang dapat merugikan bangsa. Ia menekankan pentingnya memperkuat nilai-nilai kejujuran, kepercayaan, kerja keras, kemandirian, kebersamaan, keluhuran moral, dan keberadaban dalam membangun masa depan yang lebih baik.
“Dalam berbangsa dan bernegara, mari awali tahun baru ini dengan langkah yang membawa manfaat, meninggalkan segala bentuk perilaku negatif yang dapat menghambat kemajuan,” ujar Haedar.
Haedar juga memberikan pesan khusus kepada kaum muda, Generasi Milenial, dan Gen Z. Ia mengingatkan mereka untuk percaya pada kemampuan diri, menunjukkan kegigihan, dan mengembangkan etos kerja yang berorientasi pada kemajuan. Ia mendorong generasi muda untuk menjauhi sikap hidup instan dan serba menerabas yang tidak membawa keberlanjutan dalam meraih kesuksesan.
“Masa depan sangat bergantung pada langkah yang diambil hari ini. Awal tahun 2025 adalah momen penting bagi generasi muda untuk memulai hidup dengan semangat kemajuan dan keberhasilan yang bermakna,” tambahnya.
Haedar mengajak seluruh elemen masyarakat. Termasuk generasi muda, untuk menjadikan tahun baru sebagai kesempatan membangun nilai-nilai luhur dalam kehidupan pribadi dan berbangsa. Dengan demikian, semangat positif ini dapat membawa bangsa menuju masa depan yang lebih sejahtera dan bermartabat.