Siswa SMK di Tangsel Diserang Usai Senggolan Motor
koranindonesia.id – Seorang siswa SMKN 1 Ciater, Tangerang Selatan, menjadi korban kekerasan di jalan. Peristiwa ini terjadi setelah sepeda motornya bersenggolan dengan kelompok pelajar lain.
“Baca Juga: Buff Jingliu & Stellaron Hunter Bocor di Honkai Star Rail“
Kejadian berlangsung pada Senin, 2 Juni 2025, sekitar sore hari. Korban, siswa kelas 1 SMKN 1 Ciater, sedang dalam perjalanan pulang. Ia membonceng temannya dengan sepeda motor melintasi Jalan H Rean, Pamulang.
Saat melewati jalan tersebut, motor korban bersenggolan dengan motor milik pelajar dari sekolah lain. Mereka diketahui sedang konvoi menggunakan 3 sampai 4 sepeda motor.
Setelah insiden senggolan itu, perselisihan pun terjadi. Salah satu pelaku langsung mencabut mistar besi dan mengayunkannya beberapa kali ke arah korban. Korban sempat menangkis, namun tetap mengalami luka di jari tangannya.
Setelah menyerang, para pelaku yang masih mengenakan seragam sekolah langsung melarikan diri ke arah berbeda.
Bripka Santoso dari Humas Polsek Pamulang menegaskan bahwa kejadian ini bukan tawuran antar sekolah. Menurutnya, perkelahian hanya dipicu oleh insiden senggolan saat berkendara.
“Korban tidak terlibat tawuran. Motor mereka hanya bersenggolan dengan pelajar lain, lalu terjadi perselisihan,” jelas Santoso pada Selasa, 3 Juni 2025.
Setelah kejadian, orang tua dari kedua pihak bertemu dan sepakat menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Meski sempat ditangani Polsek Pamulang, kasus ini tidak dilanjutkan ke ranah hukum.
Kepala SMKN 1 Ciater, Abdul Marta Nurdin, membenarkan bahwa siswanya menjadi korban. Ia menyampaikan bahwa pelaku diduga membawa senjata tajam saat kejadian.
“Menurut keterangan siswa kami, salah satu pelaku memang membawa sajam,” ujar Abdul Marta.
“Baca Juga: DPR Kecam Aksi Paulus Tannos soal Kasus E-KTP“
Untuk mencegah kejadian serupa, pihak SMKN 1 Ciater berkoordinasi dengan sekolah tempat para pelaku bersekolah. Keduanya sepakat menjalin komunikasi intensif dan memberikan imbauan kepada siswa masing-masing.
Pihak sekolah berharap tidak ada aksi balasan yang bisa memperkeruh situasi.