IRT di Bogor Tewas Gantung Diri, Diduga Karena Utang
koranindonesia.id – Seorang ibu rumah tangga (IRT) berinisial DR (30) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di kawasan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Kejadian tragis ini terjadi pada Minggu sore, 23 Juni 2025, sekitar pukul 15.10 WIB.
“Baca Juga: DPR Tanggapi Legislator Inggris Soal Isu HAM Papua“
Kasi Humas Polresta Bogor Kota, Iptu Eko, menjelaskan bahwa ayah korban menjadi orang pertama yang menemukan DR dalam kondisi tergantung. Saat itu, sang ayah tengah memasak sop kepala kambing untuk makan bersama keluarga.
Setelah makanan matang, sang ayah memanggil korban dari lantai dasar rumah. Namun, DR tidak menjawab. Ia kemudian naik ke lantai dua untuk memastikan kondisi putrinya.
Ketika membuka pintu kamar, ia mendapati DR sudah tergantung dengan seutas tali tambang. Panik, ia segera berlari memanggil ketua RT dan kembali ke rumah untuk memastikan kondisi korban.
Setelah menerima laporan dari warga, aparat kepolisian segera datang ke tempat kejadian perkara. Polisi langsung melakukan olah TKP dan memeriksa saksi-saksi yang ada di rumah korban.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal dan keterangan dari pihak keluarga, polisi menduga DR nekat mengakhiri hidup karena tekanan utang. Ayah korban menyebutkan bahwa DR kerap menunjukkan tanda-tanda stres dan depresi dalam beberapa waktu terakhir.
Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi terhadap jenazah DR. Mereka memilih menandatangani surat pernyataan dan menyerahkan seluruh proses secara kekeluargaan.
“Menurut keterangan ayah korban, DR kemungkinan mengalami depresi karena terlilit utang. Pihak keluarga juga membuat surat pernyataan menolak autopsi,” jelas Iptu Eko.
Pihak kepolisian menyampaikan duka cita dan mengimbau masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi psikologis anggota keluarga. Masalah utang dan tekanan hidup sering kali menjadi pemicu tindakan nekat jika tidak mendapat dukungan.
“Jika ada anggota keluarga menunjukkan tanda-tanda stres berat, segera ajak bicara dan beri dukungan. Cari bantuan profesional jika dibutuhkan,” kata Eko.
“Baca Juga: Tabrakan Beruntun di Jalur Yogya-Wonosari, 1 Tewas“
Kasus ini menambah daftar panjang tragedi akibat tekanan ekonomi dan kesehatan mental yang terabaikan. Warga diimbau lebih peka terhadap perubahan perilaku orang-orang di sekitar mereka.