Pakistan Klaim Tembak Jatuh Jet dan Drone India di Kashmir
koranindonesia.id – Militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh dua jet tempur dan satu pesawat nirawak milik India. Pernyataan ini muncul setelah India melancarkan serangan udara ke wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan. Militer India menyebut serangan itu menargetkan fasilitas teroris.
“Baca Juga: Harga Konsol dan Aksesori Xbox Naik, Game Ikut Terdampak“
Juru bicara militer Pakistan, Ahmed Sharif, mengatakan serangan balasan dilakukan setelah pasukan Pakistan menerima laporan pelanggaran wilayah udara. Ia menyatakan dua jet India dan satu drone berhasil dihancurkan. Namun, Sharif tidak menyebutkan lokasi pasti jatuhnya pesawat-pesawat tersebut.
India melancarkan Operasi Sindoor pada Rabu. Operasi itu menargetkan sembilan lokasi yang diklaim sebagai kamp militan. Serangan ini disebut sebagai balasan atas tragedi berdarah di Lembah Baisaran, Pahalgam. Pada 22 April lalu, serangan kelompok militan menewaskan 26 turis India. India menuduh Pakistan terlibat, meskipun tuduhan tersebut belum terbukti.
Pakistan membantah semua tuduhan dan menyebut target India adalah wilayah sipil. Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menyebutkan bahwa rudal India menghantam lima titik, termasuk dua masjid. Serangan itu menewaskan delapan orang dan melukai 25 lainnya.
Khawaja menyatakan bahwa semua target adalah pemukiman warga sipil, bukan markas militan. Ia juga menuding India berusaha menciptakan ketegangan demi kepentingan politik dalam negeri. Pakistan telah menyerukan penyelidikan netral atas insiden di Pahalgam.
Sementara itu, kelompok Front Perlawanan yang awalnya mengaku bertanggung jawab atas serangan Pahalgam, kemudian menarik pengakuannya. Kelompok ini diyakini memiliki kaitan dengan Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan.
“Baca Juga: Houthi Ancam Serang Lagi Bandara Israel Usai Serangan Sukses“
India dan Pakistan telah mengalami ketegangan berkepanjangan sejak merdeka pada 1947. Keduanya telah berperang empat kali. Isu Kashmir masih menjadi sumber konflik utama. Saat ini, kedua negara berada dalam status siaga tinggi dan konflik bersenjata bisa kembali pecah kapan saja jika situasi tidak diredam.