News

Asal Usul Gelar Sri Rajasanagara di Majapahit

koranindonesia.id – Hayam Wuruk naik takhta sebagai Raja Majapahit pada usia 16 atau 17 tahun. Ia menggantikan ibunya, Tribhuwana Tunggadewi, yang menyerahkan kekuasaan secara sukarela. Kakawin Nagarakretagama mencatat momen penyerahan takhta ini sebagai peristiwa penting dalam sejarah Majapahit.

“Baca Juga: Kode Cheat Downhill PS2 Lengkap & Terbaru 2025

Masa Muda Hayam Wuruk dan Kesenian

Sebelum menjadi raja, Hayam Wuruk memiliki nama kecil Raden Tetep. Ia dikenal aktif dalam dunia seni pertunjukan. Hayam Wuruk kerap memainkan peran perempuan dalam pementasan wayang. Ia menggunakan nama Tirtaju saat menjadi dalang. Dalam pertunjukan lawak, ia memerankan tokoh Gagak Katawang. Sebagai pemeluk agama Siwa, ia juga dikenal dengan nama Janeswara.

Gelar Sri Rajasanagara Saat Jadi Raja

Setelah dinobatkan sebagai raja, Hayam Wuruk menyandang gelar abhiseka Sri Rajasanagara. Gelar ini diberikan ketika ia diangkat sebagai yuwaraja di wilayah Kahuripan. Nama Sri Rajasanagara terus digunakan sepanjang hidupnya. Dalam tradisi Majapahit, gelar ini sering digabung dengan nama asli, menjadi Dyah Hayam Wuruk Sri Rajasanagara.

Latar Belakang Keluarga

Kakawin Nagarakretagama pupuh 1 bait 4 menyebut Hayam Wuruk lahir pada tahun Saka 1256 atau 1334 Masehi. Ia memiliki seorang saudara perempuan bernama Bhre Pajang. Bhre Pajang menikah dengan Raden Sumana, Bhre Paguhan, yang bergelar Singawardhana setelah dinobatkan.

Gelar Tambahan Sang Raja

Hayam Wuruk juga dikenal dengan gelar Hyang Wekasing Suka. Gelar ini jarang tercatat dalam prasasti resmi. Namun, prasasti peninggalan Sri Wikramawardhana menyebut gelar ini sekali. Penggunaan gelar tambahan seperti ini umum dalam tradisi kerajaan Jawa.

Pelantikan Resmi Hayam Wuruk

Pelantikan Hayam Wuruk sebagai raja diperkirakan berlangsung pertengahan tahun 1351. Prasasti Singasari mencatat bahwa Tribhuwana Tunggadewi masih memegang kuasa pada 27 April 1351. Hal ini menunjukkan pelantikan resmi terjadi setelah tanggal tersebut.

Peran Tribhuwana Setelah Penyerahan Takhta

Meski tak lagi menjabat sebagai raja, Tribhuwana tetap mendampingi Hayam Wuruk sebagai penasihat utama. Prasasti Bendasari mencatat bahwa Hayam Wuruk bersama ibunya mengeluarkan perintah pembangunan jaya song untuk Ki Panji Sarana.

“Baca Juga: RI dan Rusia Kompak Serukan Perdamaian di Gaza

Warisan Politik dan Budaya

Hayam Wuruk memimpin Majapahit pada masa kejayaan. Ia membawa kerajaan mencapai puncak kejayaan politik dan budaya. Gelar Sri Rajasanagara bukan hanya simbol kekuasaan, tapi juga lambang transisi pemimpin dari masa muda ke kedewasaan.